Suara berisik di
lingkungan tempat tumbuh bayi dapat menyebabkan gangguan berpikir fokus atauAttention
Focus Disorder. Dampak ini akan
timbul setelah anak menginjak usia sekolah. Hal ini disampaikan dokter
spesialis anak Divisi Perinatologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM),
Dokter Rosalina Dewi Roeslani, Sp.A(K) dalam acara perayaan 15 Tahun Uni Charm.
"Bayi harus tumbuh dalam suasana yang tenang dan tidak boleh terlalu berisik sebab tingkat kepekaan bayi berbeda dengan tingkat kepekaan orang dewasa," ujar Rosalina di Djakarta Theatre, Selasa, 12 Juni 2012.
Menurut Rosalina, tingkat sensitivitas pendengaran bayi terhadap suara adalah 50 dB (desibel, satuan yang digunakan untuk mengukur intensitas suara). Sedangkan pada orang dewasa 125 desibel. "Karena itu, bayi tidak boleh berada di dalam lingkungan bising yang intensitas suaranya tidak lebih dari 80 desibel," kata Rosalina.
Rosalina menyarankan, sebaiknya pada bayi diperdengarkan suara yang sifatnya ritmik dan tenang. Sebab, sejak dalam kandungan bayi terbiasa mendengar suara ritmik jantung ibunya. Lingkungan yang tenang dan nyaman juga membantu bayi menyesuaikan diri dalam beradaptasi dengan lingkungannya.
"Bayi harus tumbuh dalam suasana yang tenang dan tidak boleh terlalu berisik sebab tingkat kepekaan bayi berbeda dengan tingkat kepekaan orang dewasa," ujar Rosalina di Djakarta Theatre, Selasa, 12 Juni 2012.
Menurut Rosalina, tingkat sensitivitas pendengaran bayi terhadap suara adalah 50 dB (desibel, satuan yang digunakan untuk mengukur intensitas suara). Sedangkan pada orang dewasa 125 desibel. "Karena itu, bayi tidak boleh berada di dalam lingkungan bising yang intensitas suaranya tidak lebih dari 80 desibel," kata Rosalina.
Rosalina menyarankan, sebaiknya pada bayi diperdengarkan suara yang sifatnya ritmik dan tenang. Sebab, sejak dalam kandungan bayi terbiasa mendengar suara ritmik jantung ibunya. Lingkungan yang tenang dan nyaman juga membantu bayi menyesuaikan diri dalam beradaptasi dengan lingkungannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar