Banyak orangtua mengganggap televisi bisa menjadi
"teman" saat anak sendirian. Apalagi, anak-anak terlihat lebih tenang
saat ditinggal menonton televisi. Akan tetapi, balita usia kurang dari tiga
tahun sebenarnya tidak disarankan menonton televisi.
Mengacu pada penelitian-penelitian, ternyata tayangan televisi berdampak buruk pada kemampuan anak berkonsentrasi. "Ini kaitannya dengan kerjaneurotransmiter yang berfungsi untuk meneruskan informasi ke sel-sel otak yang terganggu," kata Dra.Mayke Tedjasaputra, M.Psi, playterapist dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Selain itu, lanjut Mayke, televisi memberikan stimulus yang sangat kuat, baik melalui gerakan, warna, dan suara. "Kalau anak terbiasa nonton televisi, nantinya jika tidak mendapatkan stimulus yang sama kuatnya bagaimana ia bisa memperhatikan. Ini akan terasa dampaknya saat anak di usia sekolah," imbuhnya.
Anak balita yang dibiasakan menonton TV juga cenderung tidak bisa membedakan kapan waktu untuk menonton, bermain, atau tidur. Ditambahkan oleh Mayke, dampak negatif tersebut juga dirasakan pada anak yang dibiasakan bermain video games.
Selain pengaruh pada kemampuan kognitif anak, televisi juga bisa merusak kesehatan mata anak. "Otot-otot mata anak terutama yang berusia kurang dari 5 tahun masih lemah," imbuhnya.
Mayke menyarankan agar orangtua memberikan kegiatan lain pada anak sebagai pengganti waktu menonton TV. "Lebih baik anak dibacakan cerita atau diajak bermain daripada nonton TV," paparnya.
Untuk anak usia 3 tahun, Mayke menyarankan agar waktu menonton TV dibatasi hanya 30 menit setiap hari. "Bukannya acara tersebut jelek, tapi tetap sesuaikan dengan porsinya," ujarnya.
Mengenai program televisi khusus anak, Mayke berpendapat bahwa sebaiknya orangtua tetap mendampingi anak saat menonton televisi. "Jelaskan apa-apa yang terlihat di televisi, sehingga anak juga diajak berkomunikasi. Dari sini ia akan belajar mendengarkan, memperhatikan dan menyimak. Ini penting sebagai tonggak saat anak belajar," katanya.
Mengacu pada penelitian-penelitian, ternyata tayangan televisi berdampak buruk pada kemampuan anak berkonsentrasi. "Ini kaitannya dengan kerjaneurotransmiter yang berfungsi untuk meneruskan informasi ke sel-sel otak yang terganggu," kata Dra.Mayke Tedjasaputra, M.Psi, playterapist dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Selain itu, lanjut Mayke, televisi memberikan stimulus yang sangat kuat, baik melalui gerakan, warna, dan suara. "Kalau anak terbiasa nonton televisi, nantinya jika tidak mendapatkan stimulus yang sama kuatnya bagaimana ia bisa memperhatikan. Ini akan terasa dampaknya saat anak di usia sekolah," imbuhnya.
Anak balita yang dibiasakan menonton TV juga cenderung tidak bisa membedakan kapan waktu untuk menonton, bermain, atau tidur. Ditambahkan oleh Mayke, dampak negatif tersebut juga dirasakan pada anak yang dibiasakan bermain video games.
Selain pengaruh pada kemampuan kognitif anak, televisi juga bisa merusak kesehatan mata anak. "Otot-otot mata anak terutama yang berusia kurang dari 5 tahun masih lemah," imbuhnya.
Mayke menyarankan agar orangtua memberikan kegiatan lain pada anak sebagai pengganti waktu menonton TV. "Lebih baik anak dibacakan cerita atau diajak bermain daripada nonton TV," paparnya.
Untuk anak usia 3 tahun, Mayke menyarankan agar waktu menonton TV dibatasi hanya 30 menit setiap hari. "Bukannya acara tersebut jelek, tapi tetap sesuaikan dengan porsinya," ujarnya.
Mengenai program televisi khusus anak, Mayke berpendapat bahwa sebaiknya orangtua tetap mendampingi anak saat menonton televisi. "Jelaskan apa-apa yang terlihat di televisi, sehingga anak juga diajak berkomunikasi. Dari sini ia akan belajar mendengarkan, memperhatikan dan menyimak. Ini penting sebagai tonggak saat anak belajar," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar