Di
hari Lebaran aneka hidangan disajikan secara istimewa. Namun waspadalah, jika
tidak penyakit kronis degeratif terkait pola makan dominan mengintai masyarakat
sesudah bersantap Lebaran, sebagaimana dilaporkan dari RSUD dr Pirngadi Medan,
pascalebaran kali ini.
Direktur
RSUD dr Pirngadi Medan, Amran Lubis, di Medan, Kamis, mengatakan, berdasarkan
rekam medik di rumah sakit itu, pasien rawat inapnya didominasi pengidap
penyakit kelainan jantung, paru obstruktif menahun, diabetes dengan komplikasi,
darah tinggi, dan sesak nafas.
"Peningkatan
jumlah pasien kronik sesudah Lebaran tiap tahun sudah biasa terjadi. Kalau
biasa disebut arus balik. Jadi pasien yang pulang saat hari raya, tidak mampu
menjaga pola makannya, harus kembali lagi ke rumah sakit dengan tingkat penyakit
lebih parah sehingga harus dirawat inap," katanya.
Secara
persentase, jumlah pasien dari "kategori" itu mencapai 50 persen,
saat ini lebih dari 200 pasien. Total pasien rawat inap saat ini di rumah sakit
itu 546 pasien. Sebagian besar disebabkan karena pasien tidak bisa mengatur
pola konsumsi obat. Hal ini bisa makin berat jika "dikombinasikan"
dengan pola makan yang tidak terkontrol.
"Apalagi
penderita penyakit kronis, di antaranya gagal jantung, darah tinggi, dan
diabetes tidak dibenarkan mengonsumsi kadar garam tinggi yang ada di ketupat,
sirup, dan tape," katanya.
"Selain
itu mereka juga harus mengonsumsi obat seumur hidup. Ketika ini tidak bisa
dijaga, otomatis akan memicu penyakit kronisnya," katanya. Jadi, ingat
kesehatan selain memanjakan lidah saat hari raya, jika ingin tetap sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar