Ketika radang tenggorokan menyerang, tak sedikit dokter meresepkan
antibiotik. Padahal, tidak semua radang tenggorokan harus diatasi dengan
antibiotik.
Sebuah temuan baru yang disampaikan para pakar di Infectious
Diseases Society of America (ISDA) menyebutkan sebagian besar radang ini
disebabkan oleh virus. Menurut pakar di ISDA, seperti dikutip oleh Live
Science, hanya radang tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri streptococcus
yang membutuhkan antibiotik seperti penicillin atau amoxicillin. Bakteri strep,
nama panggilan streptococcus, juga tidak tepat jika diatasi dengan antibiotik
jenis azithromycin dan cephalosporin, karena mereka semakin resisten dengan
obat ini.
Setiap tahunnya ada 15 juta orang terkena radang tenggorokan di
Amerika Serikat, dan 70 persen di antaranya mendapat antibiotik sebagai obat.
Padahal hanya sebagian kecil yang terkena radang tenggorokan strep, yakni 20-30
persen anak-anak dan 15 persen dewasa.
Pertanyaan yang muncul tentunya adalah bagaimana membedakan radang
tenggorokan yang disebabkan strep dan yang disebabkan virus. Menurut petunjuk
dari ISDA, radang tenggorokan yang disebabkan oleh virus mempunyai gejala
hidung berair, batuk, suara serak, dan sariawan.
Sementara radang tenggorokan akibat strep ditandai dengan gejala
demam yang tiba-tiba tanpa hadirnya batuk dan pilek, rasa sakit di tenggorokan,
serta susah menelan.
Karena itu ISDA menyarankan dokter-dokter di AS melakukan tes
deteksi antigen jika mencurigai radang tenggorokan strep. Jika hasilnya
negatif, maka ISDA menganjurkan dilakukan pemeriksaan kultur tenggorokan bagi
anak-anak dan remaja. Pasien dewasa dan bayi sampai berusia 3 tahun tidak
membutuhkan pemeriksaan ini.
ISDA menyatakan, petunjuk yang mereka keluarkan bukan untuk
menggantikan peran dokter tapi untuk mendukung praktisi medis ini dalam membuat
keputusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar