Ada banyak jenis gangguan phobia, mulai dari
yang ringan, aneh dan terdengar konyol sampai yang benar-benar fatal dan
berpotensi merusak kualitas hidup penderitanya.
Setiap orang pasti
memiliki rasa takut tertentu akan sesuatu, yang jenis dan intensitasnya tentu
saja berbeda-beda dan bervariasi. Dalam taraf yang cukup tinggi, rasa takut ini
menjelma menjadi apa yang disebut gangguan phobia. Ada banyak jenis
phobia yang telah diketahui seperti agoraphobia yaitu rasa
takut akan ruang terbuka dan berada di tempat ramai, atau thanatophobia yaitu
rasa takut akan kematian. Ada juga jenis phobia yang tergolong sangat aneh dan
konyol seperti arachibutyrophobia yaitu rasa takut akan
"selai kacang yang menempel di langit-langit mulut".
Di artikel berikut
akan kita bahasa jenis-jenis phobia yang bersifat sangat fatal, dengan kata
lain jenis-jenis phobia yang bersifat fundamental dan berpotensi merusak
kualitas hidup penderitanya hingga ke taraf ekstrim. Walaupun akan terdengar
aneh, harap diingat bahwa di luar sana memang benar-benar ada sesama
kita yang menderita phobia ini. Dengan mengetahui jenis-jenis phobia ini
diharapkan kita akan turut dapat merasakan dan bersimpati kepada mereka. Mari
kita lihat satu per satu.
Ambulophobia
Rasa takut untuk
berjalan atau berdiri.
Bayangkan jika hanya dengan berjalan atau
berdiri saja membuat seseorang takut. Jelas penderitaambulophobia tidak
akan dapat hidup normal, tidak setiap saat mereka dapat bepergian dengan
menggunakan kursi roda elektrik. Sayangnya hingga saat ini belum ada teknologi
yang mampu membuat manusia dapat terbang melayang dengan sendirinya untuk
berpindah tempat. Penderita phobia ini tidak akan dapat menghindar untuk
berhadapan dengan rasa takutnya setiap hari.
Gejala/simptom dari ambulophobia bisa
bermacam-macam, biasanya mencakup rentang nafas yang pendek, berkeringat, rasa
mual, pusing, gemetar, hingga rasa panik. Sedangkan penyebabnya biasanya dapat
ditelusuri karena pengalaman cidera atau luka fisik seperti cidera pada kaki,
radang sendi (arthritis) atau masalah-masalah medis lain yang menyebabkan
penderitanya merasakan sakit saat berjalan.
Decidophobia
Rasa takut untuk mengambil
keputusan
Kata decidophobia pertama
kali diucapkan oleh seorang filsuf dari Princeton University, New Jersey,
Amerika Serikat, bernama Walter Kaufmann di tahun 1973 dalam
bukunya berjudul Without Guilt and Justice. Secara teknis
decidophobia didefinisikan sebagai "rasa kurang keberanian atau
keinginan dari seseorang untuk memilih dari beberapa alternatif yang
berbeda-beda untuk mengetahui kebenaran". Penderitanya cenderung untuk
menyerahkan keputusan mana yang benar kepada pihak lain, biasanya adalah orang
tua atau pasangan mereka. Atau bisa juga mereka menyerahkan keputusan kepada pemimpin
keagamaan mereka atau partai politik favorit mereka, dalam skala yang lebih
luas.
Gejala decidophobia bervariasi antara satu
penderita dengan penderita lainnya, antara lain mulut kering, susah bernafas,
pusing, kejang otot, gemetar, jantung berdebar, bahkan hingga rasa terjebak di
dalam sesuatu dan tidak dapat melarikan diri, juga kepanikan. Sedangkan
penyebabnya biasanya karena si penderita pernah mengalami sesuatu yang
traumatis dalam hidupnya yang berkaitan dengan mengambil keputusan. Sebagai contoh
adalah seorang anak kecil yang secara konsisten dan terus-menerus dipaksa untuk
menerima keputusan orang tuanya tentang suatu hal. Hal ini dapat memberikan
dampak negatif terhadap psikologi si anak yang memungkin untuk berkembang
menjadi decidophobia.
Epistemophobia
(Gnosiophobia)
Rasa takut akan ilmu
pengetahuan.
Epistemophobia atau sering juga disebut gnosiophobia,
rasa takut untuk belajar dan ilmu pengetahuan, menyebabkan penderitanya tidak
dapat belajar hal-hal baru kecuali bagi mereka yang mau melawan tasa takut
tersebut dengan memaksakan dirinya menerima hal baru. Bahkan dengan melakukan
hal tersebut saja sudah akan mempersulit mereka dalam menerima hal baru
tersebut.
Gejala epistemophobia bervariasi antara tiap
orang dan tergantung dari intensitasnya, antara lain meliputi rasa gugup dan
takut, juga gejala-gejala kepanikan yang umum seperti jantung berdebar, susah
berkata-kata, gemetar, susah bernafas, dan lain-lain. Penyebab epistemophobia
dapat berasal dari faktor luar tubuh (external events) yang
traumatis, dan juga dapat berasal dari faktor dalam diri atau genetis (heredity/genetic
factors).
Cibophobia
Rasa takut akan
makanan.
Cibophobia atau rasa takut
akan makanan adalah jenis phobia yang sangat kompleks dan dapat dengan cepat
berkembang menjadi sebuah bentuk obsesi. Cibophobia seringkali disalahpahami
dan dicampuradukkan dengan anorexia, sebuah gangguan dalam
kebiasaan makan. Perbedaan utamanya adalah pada anorexia, penderitanya memiliki
rasa takut dan kecemasan akan akibat dari makanan yang ia
makan terhadap tubuhnya. Sedangkan cibophobia adalah rasa takut akan makanan
itu sendiri.
Gejala cibophobia termasuk yang paling sulit
dikenali. Menghindari makanan adalah salah satu yang paling umum.
Makanan-makanan yang terlihat agak menjijikkan seperti mayonaise dan susu
adalah jenis makanan yang biasa ditakuti. Kebanyakan penderita cibophobia
memiliki perhatian yang berlebihan akan tanggal kadaluarsa suatu
makanan, seringkali dijumpai penderita cibophobia mengendus makanan dengan
berlebihan walaupun makanan tersebut memiliki tanggal kadaluarsa yang masih
jauh. Saat memasak, penderita cibophobia seringkali menunjukkan perilaku yang
berlebihan seperti memasak makanan hingga gosong atau hangus. Gejala yang lain
adalah menghindari restoran karena makanan di restoran diolah di luar kontrol
mereka, menghindari makanan seafood jika sedang berada jauh dari laut karena
takut tidak segar, atau membuang makanan yang masih bagus karena berpikiran
makanan tersebut telah basi.
Penyebab cibophobia belum dapat diketahui
dengan pasti, namun beberapa ilmuwan memperkiran pengalaman traumatis di masa
lalu dapat menyebabkan orang menderita cibophobia.
Somniphobia
(Hypnophobia)
Rasa takut untuk
tidur.
Somniphobia, ketakukan untuk tidur, dikatakan
fatal karena dapat menyebabkan penderitanya mengalami kelelahan baik fisik dan
mental. Gejalanya meliputi rasa panik yang melanda baik sebelum atau selama
tidur. Penderita somniphobia seringkali berpikiran jika ia pergi tidur maka ia
akan mati dan tidak akan terbangun lagi. Rasa takut ini mungkin saja tidak ada
hubungannya dengan kondisi kesehatannya yang lain, selain tentu saja
penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh kurang tidur seperti rasa lelah,
kurangnya kesadaran, mudah teriritasi dan lain-lain.
Penyebabnya juga dapat bermacam-macam, namun
yang paling umum adalah mimpi buruk. Penderita somniphobia kebanyakan sering
mengalami mimpi buruk yang datang secara terus-menerus dan menyebabkannya takut
untuk pergi tidur.
Acousticophobia
Rasa takut yang aneh
akan suara, termasuk suaranya sendiri.
Penderita acousticophobia merasa
takut akan suara, baik segala jenis suara maupun satu jenis suara yang spesifik
seperti suara teriakan, siulan, ledakan, gumaman dan lain-lain. Seperti
kebanyakan phobia yang lain, acousticophobia memiliki gejala-gejala yang sama
meliputi rasa cemas, gugup, gemetar, jantung berdebar dan lain-lain.
Penyebab seseorang menderita bermacam-macam,
dan seringkali bersifat unik antara satu penderita dengan penderita yang
lainnya. Salah satu yang umum adalah disebabkan oleh kondisi mental
penderitanya, banyak penderita schizophrenia didiagnosis juga
menderita acousticophobia.
Chronophobia
Rasa takut akan
bergulirnya waktu, atau rasa takut akan waktu.
Rasa takut akan waktu atau chronophobia meliputi
juga rasa takut akan segala konsep yang berhubungan dengan waktu, seperti masa
lalu, masa sekarang dan masa depan. Dalam taraf ekstrim, penderitanya akan
merasa takut hanya dengan mendengar seseorang berkata kepadanya kata-kata
seperti "besok", "nanti", "kemarin", dan sebagainya.
Suara detak jarum jam juga dapat mengganggunya.
Gejala chronophobia dapat bersifat mental, emosional,
dan fisikal. Rasa takut yang diakibatkan bervariasi mulai dari yang
ringan sampai serangan kepanikan yang hebat. Penyebab chronophobia kebanyakan adalah
akibat pengalaman buruk penderitanya di masa lalu, selain dapat juga disebabkan
dari kondisi kejiwaan penderitanya.
Counterphobia
(Phobophilia)
Rasa menyukai akan
keadaan atau situasi yang menakutkan.
Counterphobia didefinisikan
sebagai rasa menyukai akan keadaaan atau situasi yang menakutkan. Terdengar
sangat aneh memang karena berbeda dengan jenis gangguan phobia yang lain,
definisi counterphobia justru dimulai dengan kata "suka".
Jika para penderita phobia yang lain akan berusaha untuk menghindari obyek yang
menjadi sumber ketakutan mereka, maka penderita counterphobia justru akan
dengan aktif dan sengaja mencari sesuatu yang dapat membuatnya takut. Dalam
kebanyakan kasus, rasa suka akan ketakutan ini merupakan manifestasi si
penderita dalam usahanya untuk menaklukkan sesuatu yang mengganggunya.
Penelitian tentang counterphobia juga
menemukan bahwa rata-rata penderita counterphobia memiliki inteligensi tinggi,
sangat mandiri, memiliki rasa percaya diri yang tinggi, dan stabil emosinya.
Namun perlu diingat bahwa counterphobia adalah jenis gangguan yang sangat fatal
karena penderita biasanya akan terperangkap dalam kondisi mental yang
membingungkan antara "melawan atau menyerah". Seringkali
dijumpai para penderita counterphobia mencoba untuk meloncat dari gedung yang
tinggi tanpa pengaman, walaupun sebenarnya tidak bermaksud untuk bunuh diri
namun akibatnya tentu bisa saja sama.
Selain itu jika ditilik dari sudut psikologis,
counterphobia merupakan sesuatu yang sangat kompleks dan rumit sehingga perlu penanganan
yang teliti dan hati-hati. Banyak para ahli yang lebih menyukai istilah phobophilia yang
secara harfiah berarti "rasa suka akan rasa takut".
Phobophobia
Rasa takut akan rasa
takut itu sendiri.
Phobophobia didefinisikan
sebagai rasa takut akan rasa takut itu sendiri, atau lebih spesifik lagi adalah
sensasi rasa takut yang timbul di dalam diri penderitanya tentang sesuatu yang
membuatnya takut atau gelisah. Sumber masalah phobophobia kebanyakan berasal
dari dalam diri penderita itu sendiri, karena rasa takutnya seringkali terlihat
tidak beralasan dan bersifat semu.
Penderita phobophobia juga
memiliki rasa takut jika ternyata dirinya sendiri menderita phobia. Dengan kata
lain, penderita phobophobia seringkali tidak sadar jika dirinya
menderita phobia. Inilah sebabnya mengapa phobophobia digolongkan sebagai
jenis phobia yang bersifat fatal, dan jika tidak ditangani dengan tepat rasa
takut ini akan berkembang menjadi semakin bersifat permanen.
Pantophobia
Rasa takut akan segala
hal.
Telah cukup jelas dari definisinya betapa
fatalnya jenis phobia ini. Sulit dibayangkan bagaimana menderitanya seseorang
yang memiliki gangguan pantophobia di dalam dirinya. Sebuah
sumber mendefinisikan pantophobia sebagai "rasa takut yang semu
dan terus-menerus akan sesuatu yang tidak diketahui dan jahat". Pada
taraf ekstrim penderitanya akan jatuh ke suatu kondisi kegilaan. Namun yang
unik adalah seorang penderita pantophobia dapat saja menjalani hidup dengan
normal dan bersosialisasi seperti biasa, namun tidak ada seorangpun yang tahu
bahwa sebenarnya di dalam dirinya mengalami suatu ketakutan yang dia sendiri
pun tidak tahu penyebabnya.
Pantophobia sulit sekali
dideteksi, dan proses penyembuhannya juga dapat memakan waktu bertahun-tahun
karena penyebabnya bisa bermacam-macam.
Penanganan (treatment)
Demikianlah daftar 10 jenis gangguan phobia
yang paling fatal. Dengan mengetahuinya diharapkan kita dapat lebih sadar dan
waspada akan gangguan phobia ini sehingga jika ada orang terdekat kita yang
mengalaminya dapat dengan cepat diberikan pertolongan. Secara umum hampir semua
jenis phobia memiliki gejala yang sama terutama berkaitan dengan kegelisahan
antara lain rasa pusing, mual, gemetar, berkeringat hingga jantung berdebar.
Namun perlu diingat bahwa penanganan phobia tidak dapat dilakukan secara
general. Phobia adalah jenis gangguan mental yang bersifat spesifik terhadap
penderitanya. Oleh karena itu penangannya pun bersifat eksklusif dan
berbeda-beda antara satu penderita dengan penderita yang lain.
Para ahli telah mengembangkan beberapa metode
penyembuhan (treatment) terhadap phobia, yaitu antara lain:
Hypnotherapy
Hypnotherapy membantu
penderita phobia dengan cara memrogram ulang alam bawah
sadarnya. Hypnotherapy memiliki efek langsung dengan meminimalisir
gejala-gejala phobia. Namun ada banyak orang yang kurang menyukai hypnotherapy
karena ada rasa kehilangan kontrol akan dirinya sendiri dengan membiarkan orang
lain meng-hypnotherapy dirinya.
Neuro-Linguistic
Programming (NLP)
NLP pada dasarnya adalah sebuah studi dan
praktek tentang bagaimana kita menciptakan realitas. Dari sudut pandang NLP,
phobia adalah hasil dari cara penderitanya membentuk realitas yang salah.
Treatment NLP bekerja dengan cara memrogram ulang bagaimana penderita phobia
membangun kembali realitas.
Energy Psychology
Energy Psychology merupakan metode
baru dan dianggap sangat efektif dan efisien untuk menangani phobia dengan
permanen. Energy Psychology didasarkan teori dan praktek yang telah ada selama
ribuan tahun sebagai sarana pengobatan tradisional. Sampai tingkat tertentu,
energy psychology berkaitan erat dengan teknik pengobatan tradisional
akupuntur, karena memiliki cara kerja yang mirip yaitu dengan cara mengaktifkan
sistem energi manusia.