MENU

Kamis, 09 Agustus 2012

Anak Obesitas Rawan Kena Kanker



Komplikasi obesitas memang mengkhawatirkan. Baru-baru ini tim peneliti Israel menemukan bahwa anak-anak obesitas mempunyai risiko yang lebih tinggi terkena kanker. 

Tim peneliti yang terdiri dari ilmuwan dari Tel Aviv University, Chaim Sheba Medical Center di Tel Hashomer, dan Korp Medis Israeli Defense Forces (IDF) menemukan hubungan antara obesitas saat anak-anak dan kanker di kemudian hari, khususnya kanker kandung kemih dan kanker usus besar. 

Dalam studinya, tim peneliti menganalisis catatan medis dari 1,1 juta serdadu pria IDF selama 18 tahun. Hasilnya menunjukkan anak-anak yang berada pada 15 persentil teratas dari Indeks Massa Tubuh adalah 42 persen lebih cenderung terkena kanker kandung kemih atau kanker usus besar ketika dewasa dibanding anak-anak yang dengan berat badan yang normal.

Menurut data dari Ameica Heart Association, satu dari tiga anak-anak dan remaja Amerika mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Kelebihan berat badan atau obesitas terbukti menjadi faktor risiko penyakit diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan masalah sendi dan otot. Sedangkan di Israel, berdasarkan survei Biro Pusat Statistik Israel pada 2011, terdapat satu dari dua orang Israel yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.

Ari Shamiss, salah satu peneliti yang juga Direktur General Hospital di Sheba Medical Center, mengatakan hasil penelitian ini membandingkan faktor risiko anak-anak dengan kelebihan berat badan dengan anak-anak yang dianggap punya berat badan sehat. 

Meskipun demikian, pihaknya tidak bisa menilai apakah penurunan berat badan akan menurunkan risiko tersebut. “Penelitian selanjutnya harus memfokuskan korelasi antara obesitas dan kanker,” kata dia. Penelitian tersebut, kata dia, dibutuhkan untuk mengetahui apakah penurunan berat badan pada orang dewasa dapat mengurangi risiko kanker.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa emosi positif bisa membantu selama masa stres dan bahwa tersenyum bisa mempengaruhinya. Namun hasil penelitian dari Kraft dan Pressman ini adalah yang pertama kalinya meneliti jenis senyum seseorang guna mengetahui dampak senyum pada kadar stres.

Untuk penelitian tersebut, para ilmuwan merekrut 169 partisipan dari Midwestern University. Riset ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu latihan dan pengujian. Dalam latihan, partisipan dibagi menjadi tiga kelompok dan dilatih melakukan berbagai jenis ekspresi wajah. Pada tahap pengujian, partisipan diminta untuk melakukan berbagai aktivitas sekaligus, yang tidak mereka ketahui akan membuat stres.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...