MENU

Jumat, 21 Juni 2013

Mekanisme Penanganan Siswa Bermasalah di Sekolah


Di sekolah sangat mungkin ditemukan siswa yang yang bermasalah, dengan menunjukkan berbagai gejala penyimpangan perilaku. yang merentang dari kategori ringan sampai dengan berat. Upaya untuk menangani siswa yang bermasalah, khususnya yang terkait dengan pelanggaran disiplin sekolah dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu: (1) pendekatan disiplin dan (2) pendekatan bimbingan dan konseling.

Penanganan siswa bermasalah melalui pendekatan disiplin merujuk pada aturan dan ketentuan (tata tertib) yang berlaku di sekolah beserta sanksinya. Sebagai salah satu komponen organisasi sekolah, aturan (tata tertib) siswa beserta sanksinya memang perlu ditegakkan untuk mencegah sekaligus mengatasi terjadinya berbagai penyimpangan perilaku siswa. Kendati demikian, harus diingat sekolah bukan “lembaga hukum” yang harus mengobral sanksi kepada siswa yang mengalami gangguan penyimpangan perilaku. Sebagai lembaga pendidikan, justru kepentingan utamanya adalah bagaimana berusaha menyembuhkan segala penyimpangan perilaku yang terjadi pada para siswanya.

Oleh karena itu, disinilah pendekatan yang kedua perlu digunakan yaitu pendekatan melalui Bimbingan dan Konseling. Berbeda dengan pendekatan disiplin yang memungkinkan pemberian sanksi untuk menghasilkan efek jera, penanganan siswa bermasalah melalui Bimbingan dan Konseling justru lebih mengutamakan pada upaya penyembuhan dengan menggunakan berbagai layanan dan teknik yang ada. Penanganan siswa bermasalah melalui Bimbingan dan Konseling sama sekali tidak menggunakan bentuk sanksi apa pun, tetapi lebih mengandalkan pada terjadinya kualitas hubungan interpersonal yang saling percaya di antara konselor dan siswa yang bermasalah, sehingga setahap demi setahap siswa tersebut dapat memahami dan menerima diri dan lingkungannya, serta dapat mengarahkan diri guna tercapainya penyesuaian diri yang lebih baik.

Secara visual, kedua pendekatan dalam menangani siswa bermasalah dapat dilihat dalam bagan berikut ini:
Mekanisme penanganan siswa bermasalah

Dengan melihat gambar di atas, kita dapat memahami bahwa di antara kedua pendekatan penanganan siswa bermasalah tersebut, meski memiliki cara yang berbeda tetapi jika dilihat dari segi tujuannya pada dasarnya sama yaitu tercapainya penyesuaian diri atau perkembangan yang optimal pada siswa yang bermasalah. Oleh karena itu, kedua pendekatan tersebut seyogyanya dapat berjalan sinergis dan saling melengkapi.

Sebagai ilustrasi, misalkan di suatu sekolah ditemukan kasus seorang siswi yang hamil akibat pergaulan bebas, sementara tata tertib sekolah secara tegas menyatakan untuk kasus demikian, siswa yang bersangkutan harus dikeluarkan. Jika hanya mengandalkan pendekatan disiplin, mungkin tindakan yang akan diambil sekolah adalah berusaha memanggil orang tua/wali siswa yang bersangkutan dan ujung-ujungnya siswa dinyatakan dikembalikan kepada orang tua (istilah lain dari dikeluarkan). Jika tanpa intervensi Bimbingan dan Konseling, maka sangat mungkin siswa yang bersangkutan akan meninggalkan sekolah dengan dihinggapi masalah-masalah baru yang justru dapat semakin memperparah keadaan. Tetapi dengan intervensi Bimbingan dan Konseling di dalamnya, diharapkan siswa yang bersangkutan bisa tumbuh perasaan dan pemikiran positif atas masalah yang menimpa dirinya, misalnya secara sadar menerima resiko yang terjadi, keinginan untuk tidak berusaha menggugurkan kandungan yang dapat membahayakan dirinya maupun janin yang dikandungnya, keinginan untuk melanjutkan sekolah, serta hal-hal positif lainnya, meski ujung-ujungnya siswa yang bersangkutan tetap harus dikeluarkan dari sekolah.

Perlu digarisbawahi, dalam hal ini bukan berarti Guru BK/Konselor yang harus mendorong atau bahkan memaksa siswa untuk keluar dari sekolahnya. Persoalan mengeluarkan siswa merupakan wewenang kepala sekolah, dan tugas Guru BK/Konselor hanyalah membantu siswa agar dapat memperoleh kebahagiaan dalam hidupnya.

Lebih jauh, meski saat ini paradigma pelayanan Bimbingan dan Konseling lebih mengedepankan pelayanan yang bersifat pencegahan dan pengembangan, pelayanan Bimbingan dan Konseling terhadap siswa bermasalah tetap masih menjadi perhatian. Dalam hal ini, perlu diingat bahwa tidak semua masalah siswa harus ditangani oleh guru BK (konselor). Dalam hal ini, Sofyan S. Willis (2004) mengemukakan tingkatan masalah berserta mekanisme dan petugas yang menanganinya, sebagaimana tampak dalam bagan berikut :
Tingkatan masalah siswa berserta mekanisme penanganannya

Masalah (kasus) ringan, seperti: membolos, malas, kesulitan belajar pada bidang tertentu, berkelahi dengan teman sekolah, bertengkar, minum minuman keras tahap awal, berpacaran, mencuri kelas ringan. Kasus ringan dibimbing oleh wali kelas dan guru dengan berkonsultasi kepada kepala sekolah (konselor/guru pembimbing) dan mengadakan kunjungan rumah.
Masalah (kasus) sedang, seperti: gangguan emosional, berpacaran, dengan perbuatan menyimpang, berkelahi antar sekolah, kesulitan belajar, karena gangguan di keluarga, minum minuman keras tahap pertengahan, mencuri kelas sedang, melakukan gangguan sosial dan asusila. Kasus sedang dibimbing oleh guru BK (konselor), dengan berkonsultasi dengan kepala sekolah, ahli/profesional, polisi, guru dan sebagainya. Dapat pula mengadakankonferensi kasus.
Masalah (kasus) berat,seperti: gangguan emosional berat, kecanduan alkohol dan narkotika, pelaku kriminalitas, siswa hamil, percobaan bunuh diri, perkelahian dengan senjata tajam atau senjata api. Kasus berat dilakukan referal (alihtangan kasus) kepada ahli psikologi dan psikiater, dokter, polisi, ahli hukum yang sebelumnya terlebih dahulu dilakukan kegiatan konferensi kasus.

Dengan melihat penjelasan di atas, tampak jelas bahwa penanganan siswa bermasalah melalui pendekatan Bimbingan dan Konseling tidak semata-mata menjadi tanggung jawab guru BK/konselor di sekolah tetapi dapat melibatkan pula berbagai pihak lain untuk bersama-sama membantu siswa agar memperoleh penyesuaian diri dan perkembangan pribadi secara optimal.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/08/penanganan-siswa-bermasalah-di-sekolah/
»»  SETERUSNYA...

Rabu, 19 Juni 2013

Waspada Gejala Meningitis Lewat Sakit Telinga


Seorang ibu yang dirawat dengan keluhan sakit telinga akhirnya meninggal 5 hari kemudian. Ternyata, ia mengidap meningitis. Jo Graham, ibu tiga anak ini, mendatangi Rumah Sakit Universitas Coventry bulan Desember lalu karena rasa sakit di telinganya yang begitu intens. Namun, wanita 36 tahun ini gagal merespon berbagai pengobatan yang diberikan padanya hingga kemudian ia mengalami koma.

“Suaminya, Mark, memutuskan untuk mematikan alat pendukung hidupnya, setelah dokter mengatakan bahwa tidak ada lagi yang bisa menyelamatkannya,” tulis Daily Mail, Senin, 17 Juni 2013. Semula, tidak terdeteksi meningitis dalam tubuh Jo. Namun, dari pemeriksaan lebih lanjut, ternyata penyakit inilah yang merenggut nyawanya.

Meningitis terjadi karena infeksi meninges. Meninges adalah selaput pelindung yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. Infeksi ini menyebabkan meninges menjadi meradang dan dapat merusak saraf dan otak. Gejala yang paling umum adalah demam tinggi, sakit kepala parah, muntah, leher kaku, kepekaan terhadap cahaya, napas cepat, dan ruam yang tak kunjung hilang.

Ada dua jenis meningitis, yakni meningitis bakteri dan meningitis virus. Meningitis bakteri sangat serius dan harus diperlakukan sebagai keadaan darurat medis. Sementara meningitis virus lebih umum terjadi dan lebih mudah disembuhkan. Virus meningitis akan sembuh dalam beberapa minggu. Namun, meningitis bakteri membutuhkan penanganan serius dengan obat antibiotik.

Meningitis memang sangat sulit untuk dideteksi, sebab datangnya begitu tiba-tiba. Dan, seringkali dianggap sebagai flu biasa. Bahkan, dalam kasus Jo, meningitis menjelma menjadi sakit telinga (siapa yang menyangka?) Oleh sebab gitu, gejala aneh apapun yang terjadi pada tubuh hendaknya jangan pernah disepelekan jika tidak ingin menyesal kemudian.

http://www.tempo.co/read/news/2013/06/19/060489440/Waspada-Gejala-Meningitis-Lewat-Sakit-Telinga
»»  SETERUSNYA...

Rabu, 05 Juni 2013

Olahraga Ekstrem dan Manfaatnya



Jakarta, Olahraga ekstrem tidak hanya bisa memacu adrenalin, namun juga memberikan manfaat kesehatan yang tidak sedikit. Saat sedang stres berat misalnya, melakukan olahraga ekstrem bisa menjadi solusinya.

Ada beberapa karakteristik umum yang membedakan olahraga ekstrem dengan olahraga lain pada umumnya. Meskipun tidak eksklusif untuk anak muda, namun olahraga ekstrem cenderung dilakukan oleh mereka yang berusia 15 sampai 45 tahun. Tentu patokan umur ini bergantung kepada jenis dari olahraga ekstrim yang dilakukan serta tingkat kesehatan pelakunya.Â

Ciri khas lainnya adalah olahraga ekstrem tidak dipraktikkan dalam kegiatan olahraga di sekolah, serta cenderung dilakukan individual daripada berkelompok. Selain itu, mereka yang melakukan olahraga ekstrem biasanya mendapatkan bimbingan khusus terlebih dahulu dari para ahli yang telah berpengalaman sebelum melakukannya.

Olahraga ekstrem juga memiliki kekhususan tersendiri. Apabila olahraga lainnya mengedepankan persaingan dengan kompetitor, maka olahraga ekstrem berfokus pada menaklukkan rasa takut diri sendiri dan bagaimana kita bisa menghadapi tantangan alam.

Variabel-variabel lingkungan yang tidak bisa ditebak, seperti cuaca dan medan yang terkait termasuk ketinggian, angin, air, salju dan dataran ekstrem, menjadi bagian dari tantangan yang harus bisa ditaklukkan para penikmat olahraga ekstrem. Karena fenomena alam tidak dapat dikendalikan, kesiapan mental serta ketrampilan memiliki pengaruh sangat besar dalam olahraga ekstrem. Â

Ada beberapa jenis aktivitas olah tubuh yang yang bisa dimasukkan dalam kategori olahraga ekstrim Minggu (6/2/2011), yaitu:

Bungee Jumping (melompat dari ketinggian)
Melompat dari ketinggian puluhan meter dengan hanya mengandalkan bungee cord khusus sebagai alat pengaman, tentu akan memberikan pacuan adrenalin yang luar biasa bagi para pelakunya!

Manfaat kesehatan: menghilangkan stress, melatih kelenturan tubuh, melancarkan peredaran darah ke otak, dan bisa menjadi terapi untuk mengatasi phobia pada ketinggian.

Gliding (olahraga terbang layang)
Variasi dari olahraga ekstrem di udara dengan bantuan alat khusus agar penggunanya bisa bergerak bebas di udara adalah hang gliding dan gliding. Bila gliding dilakukan menggunakan pesawat tak bermesin yang dikenal sebagai glider atau pesawat layar, maka hang gliding dilakukan dengan pesawat yang lebih sederhana, yang kadangkala hanya terdiri dari sayap kain berangka metal.

Manfaat kesehatan: menghilangkan stres, melatih kekuatan otot tangan, dan melatih konsentrasi berpikir.

Mountain Biking (sepeda gunung)
Mengendarai sepeda gunung khusus di jalanan terjal sambil menikmati keindahan alam menjadi kesenangan yang ditawarkan mountain biking.

Secara umum, kategori kegiatan dalam mountain biking terbagi atas cross country, trail riding, downhill, free-ride, street riding, dirt jumping, dan trials. Namun, yang lebih sering dilakukan tentunya adalahrecreational cross country, trail riding, dan street riding, di mana kegiatan yang dilakukan lebih bersifat rekreasi.

Manfaat kesehatan: membakar lemak tubuh karena adanya aktivitas tubuh secara kontinyu, membuat sistem kardiovaskular tubuh bekerja dengan lebih baik akibat aktivitas tinggi jantung dan paru-paru sehingga tubuh dengan sendirinya menjadi lebih fit, serta melatih otot kaki.

Climbing (panjat tebing)
Climbing atau panjat tebing kini semakin popular, bukan hanya di kalangan anak muda dan orangtua, namun juga anak-anak. Jika sudah cukup mahir melakukan wall climbing, rock climbing di alam terbuka bisa menjadi pilihan tantangan selanjutnya.

Manfaat kesehatan: membuat stamina dan kekuatan tubuh menjadi lebih baik akibat intensitas aktivitas fisik yang tinggi, dan melatih kedisiplinan mental karena tingkat konsentrasi yang harus dipertahankan selama melakukan climbing.

Surfing (berselancar)
Olahraga ekstrem yang berlangsung di air juga cukup banyak jenisnya, misalnya jet-skiing, scuba diving, snorkeling, surfing, kayaking, windsurfing, dan water-skiing. Namun, menilik dari antusiasme para penggemarnya, surfing bisa dikatakan sebagai olahraga ekstrem air yang paling populer.

Manfaat kesehatan: surfing pada dasarnya adalah sebuah paduan latihan kardiovascular yang baik, menggunakan otot tubuh bagian atas saat mengayuh papan selancar dengan tangan, dan latihan otot kaki saat mengendalikan papan selancar.

Peringatan bagi yang ini melakukan olaharaga ekstrem:
1. Pertimbangkan risiko
Dalam memilih kegiatan yang akan dilakukan, pertimbangkan juga risiko yang bisa menimpa Anda saat melakukan olahraga ekstrem tersebut. Ingat orang-orang tercinta yang menunggu Anda di rumah.

2. Periksa kesehatan terlebih dahulu
Pastikan Anda mengunjungi dokter untuk mengetahui kesiapan fisik Anda dalam melakukan olahraga ekstrem yang akan dilakukan. Bila memang fisik Anda tidak siap, ada baiknya untuk menunda rencana tersebut.

3. Pilih waktu yang tepat

Rencanakan dengan teliti waktu yang tepat untuk melakukan olahraga ekstrem. Saat kantor sering lembur atau banyak pekerjaan yang menumpuk tentu bukan waktu yang ideal. bukan waktu yang ideal.

http://fpti-sleman.blogspot.com/2011/09/manfaat-olahraga-panjat-tebing.html




»»  SETERUSNYA...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...