Mayor John Tulloch, seorang pensiunan perwira militer Inggris,
mendapatkan gambar itu secara tak sengaja. Saat itu ia tengah menapak tilas
jejak tawanan perang Sekutu yang terkenal dengan istilah "long
march menuju kematian" pada tahun 1945, di Sandakan,
Borneo.
Ia terkejut karena ketika kembali ke negaranya ia menemukan gambar yang semula tak muncul saat ia melakukan pemotretan. Dalam gambar itu terlihat bayangan putih mirip tengkorak tengah berbaris dalam posisi berduyun-duyun. Gambar itu diambil persis di lokasi mereka berjalan kaki tujuh dekade lalu.
Sebanyak 2.400 tentara Inggris dan Australia tewas di tempat itu selama Perang Dunia II. Para tawanan perang ini tewas dalam kondisi mengenaskan di Sandakan pada tahun 1945 demi menghindari penyiksaan Jepang.
Dalam kondisi kurang gizi dan bertelanjang kaki, mereka dipaksa oleh para penculiknya, yang adalah tentara Jepang, untuk berjalan kaki sejauh 160 mil di bawah panas terik dan todongan senapan selama satu bulan.
Pria yang terjatuh karena kelelahan dibiarkan mati atau dibunuh dengan cara ditembak, ditusuk bayonet, atau disembelih.
Kondisi itu begitu mengerikan karena beberapa prajurit dikatakan telah terpaksa bertindak kanibal untuk tetap hidup. Hanya enam orang yang selamat dalam perjalanan dari Sandakan ke Ranau. Itu pun karena mereka berhasil melarikan diri.
Mayor Tulloch mengambil gambar dari jendela kendaraan 4x4 saat mengemudi di sepanjang rute mereka berjalan pada tahun 2010.
Diperkirakan ilusi fotografi menakjubkan disebabkan oleh refleksi dari handuk bermotif yang berada di dashboard kendaraan saat ia mengambil gambar. Namun yang mengherankan, gambar-gambar itu terlihat utuh, lengkap dengan kaki yang kurus.
"Kami sedang berkendara di sepanjang jalur yang sama seperti yang diambil oleh para prajurit di masa lalu. Saya mengambil sekitar 200 gambar di lokasi itu," katanya.
Saat ia melihat melalui kamera digitalnya, tak ada sesuatu yang mencurigakan. Namun ketika ia membuka kembali melalui komputer di rumahnya, gambar-gambar itu muncul. "Apa yang saya lihat adalah bentuk dari 17 atau 18 kerangka yang keluar dari hutan dan berjalan menyusuri trek ke Ranau," katanya.
Hingga kini, ia masih mencoba untuk melawan pikirannya sendiri bahwa gambar itu bayangan hantu. Sebaliknya, ia mencoba meyakini gambar-gambar yang diambilnya bayangan handuk belaka.
Ia terkejut karena ketika kembali ke negaranya ia menemukan gambar yang semula tak muncul saat ia melakukan pemotretan. Dalam gambar itu terlihat bayangan putih mirip tengkorak tengah berbaris dalam posisi berduyun-duyun. Gambar itu diambil persis di lokasi mereka berjalan kaki tujuh dekade lalu.
Sebanyak 2.400 tentara Inggris dan Australia tewas di tempat itu selama Perang Dunia II. Para tawanan perang ini tewas dalam kondisi mengenaskan di Sandakan pada tahun 1945 demi menghindari penyiksaan Jepang.
Dalam kondisi kurang gizi dan bertelanjang kaki, mereka dipaksa oleh para penculiknya, yang adalah tentara Jepang, untuk berjalan kaki sejauh 160 mil di bawah panas terik dan todongan senapan selama satu bulan.
Pria yang terjatuh karena kelelahan dibiarkan mati atau dibunuh dengan cara ditembak, ditusuk bayonet, atau disembelih.
Kondisi itu begitu mengerikan karena beberapa prajurit dikatakan telah terpaksa bertindak kanibal untuk tetap hidup. Hanya enam orang yang selamat dalam perjalanan dari Sandakan ke Ranau. Itu pun karena mereka berhasil melarikan diri.
Mayor Tulloch mengambil gambar dari jendela kendaraan 4x4 saat mengemudi di sepanjang rute mereka berjalan pada tahun 2010.
Diperkirakan ilusi fotografi menakjubkan disebabkan oleh refleksi dari handuk bermotif yang berada di dashboard kendaraan saat ia mengambil gambar. Namun yang mengherankan, gambar-gambar itu terlihat utuh, lengkap dengan kaki yang kurus.
"Kami sedang berkendara di sepanjang jalur yang sama seperti yang diambil oleh para prajurit di masa lalu. Saya mengambil sekitar 200 gambar di lokasi itu," katanya.
Saat ia melihat melalui kamera digitalnya, tak ada sesuatu yang mencurigakan. Namun ketika ia membuka kembali melalui komputer di rumahnya, gambar-gambar itu muncul. "Apa yang saya lihat adalah bentuk dari 17 atau 18 kerangka yang keluar dari hutan dan berjalan menyusuri trek ke Ranau," katanya.
Hingga kini, ia masih mencoba untuk melawan pikirannya sendiri bahwa gambar itu bayangan hantu. Sebaliknya, ia mencoba meyakini gambar-gambar yang diambilnya bayangan handuk belaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar