Anak yang tidak bisa
berhenti bergerak sering dicap sebagai anak hiperaktif. Padahal, ada perbedaan
antara anak aktif dengan hiperaktif.
"Anak yang hiperaktif ditandai dengan selalu melakukan kegiatan tanpa tujuan. Misalnya belum selesai main dengan yang satu sudah pindah ke mainan lain," papar Dr.Tjin Wiguna, Sp.KJ, ahli psikiatri anak dari Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Hiperaktif dalam dunia psikiatri dikenal sebagai attention deficit hyperactivity (ADHD) atau gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas.
Gangguan ini disebut juga gangguan fungsi kognitif dan pengendalian impuls. Manifestasinya anak tidak mampu berkonsentrasi dan sangat impulsif atau tidak mampu membuat pertimbangan sebelum bertindak.
Menurut Tjin, gangguan ADHD bisa dikenali sejak usia prasekolah. "Pada anak berusia tiga tahun atau kurang namanya gangguan regulasi tipe hiperaktif, ini merupakan cikal bakal terjadinya ADHD," katanya.
Karena anak mengalami gangguan regulasi, maka fungsi-fungsi tubuhnya juga terganggu disamping kebutuhan geraknya juga tinggi.
"Selain tidak bisa diam, ciri lain adalah pola tidur anak terganggu, susah makan, dan gangguan regulasi lainnya," katanya.
Gangguan hiperaktif harus diobati karena bisa berlanjut sampai usia remaja dan dewasa. Untuk itu orangtua sebaiknya segera membawa anaknya ke psikiatri anak jika menemukan adanya ciri-ciri hiperaktivitas.
"Anak yang hiperaktif ditandai dengan selalu melakukan kegiatan tanpa tujuan. Misalnya belum selesai main dengan yang satu sudah pindah ke mainan lain," papar Dr.Tjin Wiguna, Sp.KJ, ahli psikiatri anak dari Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Hiperaktif dalam dunia psikiatri dikenal sebagai attention deficit hyperactivity (ADHD) atau gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas.
Gangguan ini disebut juga gangguan fungsi kognitif dan pengendalian impuls. Manifestasinya anak tidak mampu berkonsentrasi dan sangat impulsif atau tidak mampu membuat pertimbangan sebelum bertindak.
Menurut Tjin, gangguan ADHD bisa dikenali sejak usia prasekolah. "Pada anak berusia tiga tahun atau kurang namanya gangguan regulasi tipe hiperaktif, ini merupakan cikal bakal terjadinya ADHD," katanya.
Karena anak mengalami gangguan regulasi, maka fungsi-fungsi tubuhnya juga terganggu disamping kebutuhan geraknya juga tinggi.
"Selain tidak bisa diam, ciri lain adalah pola tidur anak terganggu, susah makan, dan gangguan regulasi lainnya," katanya.
Gangguan hiperaktif harus diobati karena bisa berlanjut sampai usia remaja dan dewasa. Untuk itu orangtua sebaiknya segera membawa anaknya ke psikiatri anak jika menemukan adanya ciri-ciri hiperaktivitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar