MENU

Senin, 15 Oktober 2012

Bimbingan dan Konseling Komprehensif




A. Pengertian Bimbingan dan Konseling Komprehensif

Bimbingan dan konseling komprehensif atau disebut juga bimbingan dan konselin perkembangan (karena menggarap semua aspek kehidupan peserta didik) merupakan orientasi baru dalam kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang didasari fungsi pengembangan dengan prinsip antara lain: (1) dibutuhkan oleh semua peserta didik ; (2) fokus pada kegiatan belajar peserta didik; (3) konselor dan guru merupakan fungsionaris yang bekerjasama; (4) berorientasi tim dan pelayanan konselor profesional; (5) memiliki dasar dalam psikologi anak, perkembangan anak dengan tujuan (1) mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas perkembangannya, (2) mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di lingkungannya, (3) mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan tersebut, (4) memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri (5) menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan lembaga tempat bekerja dan masyarakat, (6) menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya; dan (7) mengembangkan segala potensi dan kekuatannya yang dimilikinya secara tepat dan teratur secara optimal

B. Tugas Perkembangan Peserta Didik

Bimbingan dan konseling komprehensif disebut juga bimbingan dan konseling perkembangan, karena dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling menyentuh semua aspek kehidupan atau perkembangan peserta didik. Tugas-tugas perkembangan adalah sebagai berikut :

1. Tugas perkembangan peserta didik SD/MI dan sederajat :

a. Menanamkan dan mengembangkan kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

b. Mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung

c. Mengembangkan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari

d. Belajar bergaul dan bekerja dengan kelompok sebaya

e. Belajar menjadi pribadi yang mandiri

f. Mempelajari keterampilan fisik sederhana yang diperlukan baik untuk permainan maupun kehidupan

g. Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai sebagai pedoman perilaku

h. Membina hidup sehat, untuk diri sendiri, dan lingkungan serta keindahan

i. Belajar memahami diri sendiri dan orang lain sesuai dengan jenis kelaminnya dan menjalankan peran tanpa membedakan jenis kelamin

j. Mengembangkan sikap terhadap kelompok, lembaga sosial, serta tanah air bangsa dan negarak. Mengembangkan pemahaman dan sikap awal untuk perencanaan masa depan

2. Tugas perkembangan peserta didik SMP/MTs dan sederajat :

a. Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

b. Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perbuatan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat

c. Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam perannya sebagai pria dan wanita

d. Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan yang lebih luas

e. Mengenal kemampuan, bakat dan minat serta arah kecenderungan karir dan aparesiasi seni.

Mengembangkan pengerahuan dan keterampilan untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan/atau mempersiapkan atau berperan dalam kehidupan di masyarakat

g. Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi

h. Mengenal system etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai mandiri, anggota masyarakat, dan warga negara

3. Tugas perkembangan peserta didik SMA/SMK/MA dan sederajat :

a. Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

b. Mencapai kematangan dalam hubungan dengan teman sebaya, serta kematangan dalam perannya sebagai pria dan wanita

c. Mencapai kematangan pertumbuhan jasmaniah yang sehat

d. Mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi dan seni sesuai dengan program kutikulum dan persiapan karir atau melanjutkan pendidikan tinggi, serta berperan dalam kehidupan yang lebih luas

e. Mencapai kematangan dalam pilihan karir

f. Mencapai kematangan gambar dan sikap tentang kehidupan mandiri, secara emosional, sosial, intelektual dan ekonomi

g. Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

h. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi sosial dan intelektual serta apresiasi seni

i. Mencapai kematangan dalam system etika dan nilai

C. Tujuan, Fungsi, Prinsip-prinsip, Bidang BK, Asas dan Komponen Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif

a. Tujuan Bimbingan dan Konseling Komprehensif

Tujuan pemberian layanan bimbingan ialah agar individu dapat: (1) merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang akan datang; (2) mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin; (3) menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya; (4) mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkung­an pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.

b. Fungsi Bimbingan dan Konseling Komprehensif

Pemahaman, yaitu membantu peserta didik (siswa) agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama).

Preventif, yaitu upaya konselor untuk senantiasa mengantisi-pasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik.

Pengembangan, yaitu konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang mem-fasilitasi perkembangan siswa.

Perbaikan (Penyembuhan), yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif.

Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya.

Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan khususnya konselor, guru atau dosen untuk mengadaptasikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat kemampuan, dan kebutuhan individu (siswa).

Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu (siswa) agar dapat menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif terhadap program pendidikan, peraturan sekolah, atau norma agama.

c. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling Komprehensif

Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai fondasi atau landasan bagi layanan bimbingan. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian layanan bantuan atau bimbingan, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut : Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai fondasi atau landasan bagi layanan bimbingan. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian layanan bantuan atau bimbingan, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut.

1) Bimbingan diperuntukhan bagi semua individu (guidance is for all individuals)

2) Bimbingan bersifat individualisasi Setiap individu bersifat unik (berbeda satu sama lainnya)

3) Bimbingan menekankan hal yang positif.

4) Bimbingan Merupakan Usaha Bersama. sekolah. Mereka sebagai teamworkterlibat dalam proses bimbingan.

5) Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang Esensial
dalam Bimbingan.

6) Bimbingan Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan) Kehidupan.

d. Bidang Bimbingan dan Konseling Komprehensif

1) Bimbingan Akademik Bimbingan akademik yaitu bimbingan yang diarahkan untuk mem-bantu para individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik.

2) Bimbingan Sosial-Pribadi Bimbingan sosial-pribadi merupakan bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah-masalah sosial-pribadi.

3) Bimbingan Karir Bimbingan karir yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan, pengembangan dan pemecahan masalah-masalah karir

D. Komponen Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif

Program bimbingan dan konseling mengandung empat komponen layanan, yaitu: (1) layanan dasar bimbingan (guidance curriculum); (2) layanan responsif, (3) layanan perencanaan indiviual, dan (4) layanan dukungan sistem. Keempat komponen program tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

1.Layanan Dasar. Layanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh peserta didik melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai standar kompetensi kemandirian) yang diperlukan dalam pengembangan kemampuan memilih dan mengambil keputusan dalam menjalani kehidupannya. Penggunaan instrumen asesmen perkembangan dan kegiatan tatap muka terjadwal di kelas sangat diperlukan untuk mendukung implementasi komponen ini. Asesmen kebutuhan diperlukan untuk dijadikan landasan pengembangan pengalaman terstruktur yang disebutkan. Layanan ini bertujuan untuk membantu semua siswa agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan dasar hidupnya, atau dengan kata lain membantu siswa agar mereka dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya. Secara rinci tujuan layanan ini dapat dirumuskan sebagai upaya untuk membantu siswa agar (1) memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, sosial budaya dan agama), (2) mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri dengan lingkungannya, (3) mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya, dan (4) mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.

2.Layanan Responsif. Layanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada peserta didik yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera, sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangan. Konseling indiviaual, konseling krisis, , konsultasi dengan orangtua, guru, dan alih tangan kepada ahli lain adalah ragam bantuan yang dapat dilakukan dalam layanan responsif.

3. Perencanaan Individual. Layanan ini diartikan proses bantuan kepada peserta didik agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya. Pemahaman peserta didik secara mendalam dengan segala karakteristiknya, penafsiran hasil asesmen, dan penyediaan informasi yang akurat sesuai dengan peluang dan potensi yang dimiliki peserta didik amat diperlukan sehingga peserta didik mampu memilih dan mengambil keputusan yang tepat di dalam mengembangkan potensinya secara optimal, termasuk keberbakatan dan kebutuhan khusus peserta didik.

4.Dukungan Sistem Ketiga komponen diatas, merupakan pemberian layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik secara langsung. Sedangkan dukungan sistem merupakan komponen layanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infra struktur (misalnya Teknologi Informasi dan Komunikasi), dan pengembangan kemampuan profesional konselor secara berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik.

KESIMPULAN

Program bimbingan dan konseling komprehensif merupakan bimbingan dan konseling yang berorientasi pada perkembangan, yang didalamnya terdiri dari empat komponen utama program bimbingan dan konseling, yaitu :

1. Layanan Dasar

2. Layanan Responsif

3. Layanan Perencanaan Individual

4. Layanan dukungan sistem

Program bimbingan dan konseling yang komprehensif membutuhkan kebijakan di sekolah yang integratif yaitu adanya keselarasan antara kebijakan dalam bidang pengajaran, bimbingan, kegiatan ekstra kurikuler, kebijakan keuangan, sarana dan prasarana, personalian dan lain lain. Program bmbingan dan konseling yang komprehensif membutuhkan dukungan manajemen sekolah yang adil dan setara sehingga sekolah memberikan perhatian yang memadai dan setara terhadap semua unsur yang penting bagi jalanya proses pendidikan. Dukungan finansial yang memadai, fasilitas yang memadai dan pemberian waktu yang memadai untuk bimbingan, pengajaran dan kegiatan pendidikan lain di sekolah adalah bukti kebijakan yang integratif di sebuah lembaga pendidikan



DAFTAR PUSTAKA

Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN), (2007), Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal, Departemen Pendidikan Nasional.

Departemen Pendidikan Nasional, (2003), Pelayanan Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Pusat Kurikulum Balitbang, Depdiknas

___________________________. (2006), Panduan Pengembangan Diri Untuk Sekolah Menengah, Jakarta Puskur Balitbang, Depdiknas.

Erford, Bradley T., (2004), Professional School Cunseling: A Handbook of Theories Programs and Practices. CAPS Press. Pro-Ed.Inc.

Gysbers, Norman C. Life Career Development: A need Perspective for all Counseling, Article 7 di http://counselingoutfitters.com /vistas/ vistas04 /7.pdf.

Mamat Supriatna, (2009), Layanan Bimbingan Karir di Sekolah Menengah, Departemen Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia.

Munandir, (1996), Program Bimbingan Karir di Sekolah, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Sukmadinata, Nana Syaodih, (2007), Bimbingan dan Konseling dalam Praktek Mengembangkan Potensi dan Kepribadian Siswa, Bandung : Maestro.

Syamsul Yusuf LN, & Juntika Nurihsan, (2008), Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung : Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia & Remaja Rosda Karya.

Suherman, Uman. 2009. Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bandung : Rizqi Press


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...