MENU

Rabu, 19 Desember 2012

Pujian Bisa Bikin Anak Narsis



Darla Simanjuntak hanya bisa pasrah ketika diminta putri sulungnya, yang berusia 15 tahun, untuk mencucikan sepatu baletnya. Ia bahkan masih menyuapinya kala sang putri enggan makan dan siaga menjadi sopir pribadi untuk si cantik.

“Saya tahu sebenarnya umur segitu dia sudah harus bisa belajar mandiri dan bersosialisasi yang baik, tapi dia biasa diperlakukan sebagaiprincess di keluarga besar kami, apalagi dia cucu pertama,” kata ibu 45 tahun ini.

Bekas konsultan perminyakan yang kini total menjadi ibu rumah tangga itu menggambarkan, akibat kerap dimanjakan dan dipuji sebagai anak cantik, anaknya itu tumbuh menjadi remaja yang senang mementingkan diri sendiri. Ia kerap menyuruh orang lain hanya memperhatikannya, tak peduli kendati Darla tengah sibuk mengurusi adik laki-lakinya yang berumur 2 tahun.

Perasaan egoistis yang amat ekstrem, terbiasa dengan pujian, selalu ingin menjadi pusat perhatian, dan tidak mempedulikan kebutuhan orang lain merupakan gejala gangguan kepribadian narsistik atau narcissistic personality disorder.

Menurut staf pengajar Fakultas Psikologi Universitas Atmajaya Jakarta, Dinastuti, setiap orang cenderung mengalami gangguan kepribadian yang ditandai dengan pola berelasi dan berinteraksi yang tidak fleksibel dan tidak sesuai dengan norma umum.

Dinastuti mencatat, pola yang tidak sehat ini bertahan sepanjang hidup dan terjadi di area sosial, pekerjaan, dan personal. Pola ini mulai terlihat jelas pada masa remaja, dan mempengaruhi kondisi pemikiran, emosi, fungsi interpersonal, dan pengendalian diri.

Gangguan kepribadian narsistik termasuk kluster B, yang ciri-cirinya tidak mempedulikan orang lain, hubungan yang tidak stabil dan intens dengan orang lain, mencari perhatian secara berlebihan, merasa dirinya berhak mendapat perlakuan istimewa, serta sulit berempati terhadap orang lain.

http://www.tempo.co/read/news/2012/12/19/174449208/Pujian-Bisa-Bikin-Anak-Narsis
»»  SETERUSNYA...

Senin, 10 Desember 2012

7 Maksud Tersembunyi di Balik Kebiasaan Manis Kucing Anda

Yang selama ini kita percaya : Kucing mempunyai beragam cara untuk berkomunikasi dengan sesama kucing dan manusia, salah satunya adalah dengan mengeong.

1. Mengeong



Suara kucing ini sangat khas saat dia ingin bermain, saat dia lapar, ataupun hanya menyatakan rasa terima kasihnya pada kita.

Faktanya : Kucing beradaptasi dan berevolusi, tidak seperti keluarganya di alam liar, kucing rumah mengembangkan kemampuan khusus untuk meniru suara bayi manusia.

Penelitian yang dilakukan telah membuktikan bahwa suara mengeong kucing mempunyai frekuensi yang sangat mirip dengan suara tangis bayi.

Hal ini tentu membuat kita bergegas untuk menuruti permintaan si kucing. Kebetulan saja? Tidak, ini adalah mekanisme adaptasi dan evolusi tingkah laku kucing agar bisa bertahan hidup menjadi peliharaan kita.

2. Mengubur kotoran mereka



Yang selama ini kita percaya : Kucing adalah hewan yang bersih. Tiap kali buang air besar, dia selalu akan menguburnya. Hal ini tentu sangat membantu si pemilik.

Faktanya : Insting 'kebersihan' ini tidak timbul begitu saja. Kucing adalah predator dengan ukuran tanggung, yang artinya dia masih punya banyak musuh yang jauh lebih besar darinya di alam bebas. Bagaimana dia mengatasinya?

Dia mengatasinya dengan 'menyelundup' ke daerah kekuasaan predator lain ataupun kucing lain yang lebih dominan. Kucing yang tidak dominan tidak ingin keberadaannya diketahui karena itu berarti perkelahian yang sulit mereka menangkan?

Bagaimana ketika kucing anda ternyata tidak mengubur kotorannya? Berarti kucing anda merasa dia adalah predator paling dominan di lingkungannya sehingga dia tidak perlu menyembunyikan kotorannya, malah justru menandai wilayahnya.

3. Menggosokkan tubuhnya dengan manja



Yang selama ini anda percaya: Inilah cara kucing bermanja-manja dengan pemiliknya, juga untuk mengucapkan rasa terimakasih.

Faktanya : Seperti mamalia lain, kucing mempunyai kelenjar penghasil feromon pada kulitnya, kelenjar ini banyak terdapat di dekat ekor, sisi samping tubuh, dan leher dekat muka.

Feromon ini digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama kucing mengenai berbagai hal, misalnya batas wilayah, kepemilikan dan jenis kelamin kucing tersebut.

Dengan menggosokan tubuhnya ke anda, kucing anda mengklaim anda dengan label 'Milik si manis, jangan sentuh'.


4. Mendesis





Yang selama ini anda percaya : Kucing pada dasarnya menghindari perkelahian. Bila berselisih dengan sesama kucing mereka akan lebih banyak saling memberi peringatan dengan mendesis dan menarik telinganya ke belakang.

Hal ini juga berlaku ketika mereka tidak dalam mood yang baik untuk bermain dengan anda, mereka akan mendesis untuk memberi peringatan pada anda bahwa mereka tidak dalam mood yang baik.

Faktanya : Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, kucing merupakan predator dengan ukuran tanggung dan mereka sebisa mungkin menghindari pertarungan dengan hewan yang lebih besar. Bagaimana caranya?

Di sinilah hebatnya kemampuan adaptasi kucing, mereka akan meniru binatang yang sangat ditakuti, bahkan oleh predator yang lebih besar yaitu ULAR.

Dengan mendesis dan menarik telinganya ke belakang serta membungkukkan badannya, kucing akan terlihat seperti ular berbisa yang sedang mendesis. Hewan yang lebih besar tersebut seringkali justru menjadi takut dan membatalkan niatnya untuk menyerang si kucing


5. Mandi ala kucing



Yang selama ini kita percaya : Kucing adalah hewan yang peduli akan kebersihan. Dia akan selalu menjaga tubuhnya tetap bersih dengan menjilatinya.

Faktanya : Kucing menjilati tubuhnya untuk menghilangkan bau lain, termasuk bau anda. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, kucing mempunyai kelenjar yang menghasilkan feromon untuk berkomunikasi dengan sesamanya.

Bila terdapat bau lain, maka komunikasi ini tidak akan maksimal, untuk itu kucing menjilati bulunya. Dia menyingkirkan bau lain yang melekat di tubuhnya (termasuk bau anda) dan menstimulasi kelenjarnya untuk kembali menghasilkan feromon. Jadi jangan heran bila kucing anda selalu menjilati tubuhnya setelah anda peluk.

6. Memberi kado hasil buruan



Yang selama ini kita percaya : Kucing adalah pemburu alami, maka jangan heran bila dia akan membawakan anda burung atau tikus hasil buruan mereka. Ini adalah 'persembahan' kepada ketua kelompok, seperti pada kelompok kucing yang lebih besar, yaitu singa.

Faktanya : Kucing berbeda dengan singa. Singa merupakan hewan yang hidup berkelompok sedangkan kucing cenderung tinggal sendiri.

Kucing mengajarkan pada anggota keluarganya yang lain bagaimana cara berburu melalui berbagai tahap, tahapan yang paling pertama adalah membawakan binatang hasil buruan ke anak mereka untuk 'dibuat mainan', baru kemudian induk kucing akan berlanjut ke tahapan berikut dengan mengajarinya berburu.
Anda 'dikado' hasil burunannya? Sisi baiknya, anda dianggap bagian dari keluarganya.

7. Ritual Kucing Kawin



Yang selama ini kita percaya : Kucing betina tidaklah mudah untuk dikawini. Perlu proses merayu yang lama hingga berjam-jam hingga sang kucing jantan bisa mengawini sang betina.

Faktanya : Kucing betina memang tidak langsung menerima jantan yang mengajaknya kawin. Apakah karena harga diri? Atau karena ingin dirayu dulu?

Ternyata tidak, saat ada jantan yang mengajak betina untuk kawin, sang betina akan mengeong keras memanggil semua pejantan lain untuk berkompetisi.

Yang menang akan mendapatkan hak istimewa untuk kawin dengannya. Hal ini merupakan naluri wajar karena sang kucing betina hanya menginginkan sperma terbaik dari kucing jantan paling kuat yang masuk ke rahimnya.

Sumber :
kaskus.us


http://kabarduniac.blogspot.com/2011/11/7-maksud-tersembunyi-di-balik-kebiasaan.html
»»  SETERUSNYA...

Kamis, 06 Desember 2012

KURIKULUM 2013 : JAWABAN GLOBALISASI ATAU ......



Globalisasi sepertinya menjadi isu sentral yang dalam temanya akan selalu berubah sesuai dengan perkembangan sosial ekonomi dan fenomena yang terjadi. Rupanya hal ini terjadi juga pada sistem pendidikan kita yang (masih) berfokus hanya kepada hasil akhir penilaian akademis. (mungkin) Berdasarkan atas keadaan yang ada dilapangan pemerintah berusaha untuk melakukan penyesuaian dengan menelurkan kurikulum baru yang bersifat tematik sehingga diharapkan akan mampu untuk menjawab tantangan global. Lebih lengkapnya silahkan untuk melihat rancangan kurikulum 2013 di https://docs.google.com/open?id=0B9VrK3wdXghJS1ZCU0dCQjB3Vm8
»»  SETERUSNYA...

Tak Semua Batuk Perlu Obat




Batuk telah menyebabkan ribuan orang berobat ke dokter setiap tahunnya dibandingkan dengan gejala yang lebih spesifik lainnya. Obat batuk yang dijual bebas pun termasuk obat yang paling laris.

Sudah jelas masyarakat sangat peduli pada batuk yang dideritanya dan sangat percaya pada obat batuk. Padahal, beberapa penelitian tidak menemukan kaitan antara obat yang dikonsumsi dengan kesembuhan batuk.

Badan pengawasan obat sudah melinsensi obat batuk lebih dari 50 tahun lalu, tetapi sampai saat ini belum ada bukti ilmiah kuat yang membuktikan obat tersebut memang efektif mengatasi batuk.

Berikut adalah beberapa penelitan seputar obat batuk.

- Studi analisa yang dilakukan tahun 2010 tidak menemukan bukti yang mendukung pentingnya penggunaan obat batuk yang dijual bebas. Ini termasuk obat jenis supresan seperti dextromethrophan, atau ekspektoran yang dimasuksudkan untuk mengeluarkan lendir di saluran napas.

- Pada tahun 2006, The American College of Chest Physicians melakukan survei mengeni sejumlah obat batuk yang diteliti dalam beberapa dekade. Tidak ditemukan bukti bahwa obat itu bisa menyembuhkan batuk yang disebabkan oleh virus.

Penting untuk memahami bahwa riset-riset tersebut tidak membuktikan bahwa obat batuk tidak bekerja. Melainkan, mereka tidak menemukan bukti-bukti. Terbuka kemungkinan penelitian di masa depan yang bisa membuktikan obat batuk memang membantu.

Karena ketiadaan bukti tersebut, pada tahun 2008 Badan Pengawas Obat dan Makanan AS menyatakan bayi dan balita tidak memerlukan obat batuk dan flu. Perusahaan farmasi juga diminta mengubah label dalam obat yang dijual bebas dan menyebutkan bahwa obat flu dan batuk hanya untuk anak di atas usia empat tahun.

Para dokter anak di AS juga menyarankan agar orangtua tidak memberikan obat flu dan batuk pada anak berusia di bawah 6 tahun. Sayangnya menurut surveri terbaru lebih dari 60 persen orangtua di AS memberikan obat batuk dan flu pada anak mereka yang berusia kurang dari dua tahun.

Lantas, jika obat batuk memang tidak efektif mengapa obat ini tetap laris dan populer? Menurut John E.Heffner, ahli paru dan mantan presiden American Thoraric Society, bagi kebanyakan orang obat batuk memberikan rasa tenang.

Saat kita menderita batuk parah, apalagi pada anak, kita merasa perlu melakukan sesuatu untuk menghilangkannya. "Jika ada obat yang dijual bebas yang bisa kita pakai, kita akan merasa lebih punya kontrol," katanya.

Kebanyakan orang juga merasa lebih baik beberapa hari setelah minum obat batuk sehingga mereka berasumsi obatnya bekerja. "Faktanya, batuk itu memang sembuh sendiri. Obat hanya membantu sedikit," imbuhnya.

Walau obat batuk tak banyak membantu, tetapi efek samping obat ini kecil, termasuk untuk anak berusia di atas 6 tahun. Tetapi orang yang batuknya tidak sembuh dalam lima hari sebaiknya memeriksakan diri ke dokter.

Berhati-hatilah dalam menggunakan obat batuk dan flu. Kemungkinan kelebihan dosis sangat besar karena seseorang mungkin mengonsumsi lebih dari satu produk obat tanpa menyadari keduanya mengandung zat yang sama.
Yang juga banyak terjadi seseorang minum melebihi dosis yang dianjurkan karena merasa batuknya tak juga reda. "Jika dosis yang dianjurkan tidak membantu, menambah dosis apalagi," katanya.

Pada batuk yang sudah kronik, Heffner menyarankan untuk mencoba obat supresan. Pada beberapa pasien hal ini bisa membantu.

Pengobatan tradisional seperti menambahkan sedikit madu pada teh hangat sebenarnya cukup efektif meredakan batuk, terutama pada anak-anak.

Batuk sebenarnya bukan penyakit tetapi cara tubuh untuk mengeluarkan kelebihan lendir atau iritan lainnya. Tetapi tetap saja kita merasa lebih nyaman jika meminum sesendok obat batuk, entah obat itu bekerja atau tidak.

http://health.kompas.com/read/2012/11/22/07383352/Tak.Semua.Batuk.Perlu.Obat?utm_source=health&utm_medium=cpc&utm_campaign=artbox
»»  SETERUSNYA...

Inilah 7 Mitos Seputar Tidur



Memiliki kebiasaan tidur yang sehat dan berkualitas adalah salah satu kunci kesehatan. Banyak hal terkait aktivitas tidur yang memengaruhi aspek kesehatan sehingga penting artinya untuk menjaga dan memerhatikan kualitas tidur Anda sehari-hari.
 

Untuk meningkatkan kualitas tidur, ada baiknya Anda juga mendapatkan informasi yang akurat seputar tidur yang sehat. Sayangnya, tak sedikit dari informasi yang berkembang justru merupakan mitos atau sekedar info yang belum tentu kebenarannya dari sisi keilmuan. Berikut ini adalah 7 mitos seputar tidur yang berkembang di masyarakat :

1. Kita harus tidur 8 jam setiap hari.

Ini pemahaman yang paling sering ditemui. Angka 8 jam didapatkan dari penelitian Thomas Wehr di tahun 90-an dimana subyek selama 14 jam sehari dikondisikan dalam suasana gelap tanpa bantuan cahaya buatan. Hasilnya memesuki minggu keempat, pola tidur mereka menetap menjadi 4 jam tidur, bangun 1-2 jam, lalu tidur 4 jam lagi. Tetapi jumlah total tidur 8 jam sehari terlanjur tertanam di otak masyarakat.

Tahun 2001, seorang ahli sejarah Roger Ekirch menuliskan hal yang senada dari penelitiannya selam 16 tahun. Manusia tidur 4 jam setelah 2 jam matahari terbenam, lalu bangun selama 2 jam dan akhirnya tidur lagi selama 4 jam.

Nyatanya, kini dengan adanya pencahayaan buatan dan dorongan kehidupan sosial, pola tidur kita sudah amat jauh dari nenek moyang kita. Akankah pola tidur kita akan berevolusi menyesuaikan dengan perkembangan jaman? Atau kesehatan dan produktivitas kita akan terus tergerus akibat kebutuhan tidur yang tak pernah tercukupi?

2. Habis makan kenyang mengatuk.
Setiap jam kita terjaga merupakan hutang tidur yang menyebabkan kantuk. Tapi hutang tidur tak sendirian mengontrol tidur. Ada juga jam biologis yang berdetak dalam diri membantu menentukan saat-saat kita lapar, harus buang air dan juga saat-saat kita aktif dan mengantuk.

Jam biologis dan hutang tidur berlomba-lomba mengontrol kita. Pada saat kita bangun pagi, dengan hutang tidur minimal dan jam biologis yang mulai menanjak kita merasa segar bugar. Semakin siang hutang tidur bertambah, tetapi dengan jam biologis yang tinggi, kita merasa segar bugar.

Setelah makan siang dengan jumlah hutang tidur yang agak tinggi, jam biologis kita menurunkan keterjagaannya hingga kita mengantuk. Saat ini biasa disebut dengan after lunch circadian dipping.

3. Hutang tidur bisa dibayar lunas.

Jam biologis kita amat peka cahaya. Ini alasannya nenek moyang kita sebelum adanya cahaya buatan, jarang mengalami gangguan tidur seperti sekarang. Kini ada gangguan tidur tersendiri yang dulu tak ada: Gangguan jam biologis.

Dengan pergeseran pola tidur dan dorongan kehidupan sosial, manusia kini banyak mengalami kekurangan tidur. Kurang tidur ini juga disebut sebagai hutang tidur. Hutang tidur yang hebat akibat kekurangan tidur akan mengalahkan jam biologis. Akibatnya kita tetap mengantuk sepanjang hari.

Masalahnya, hutang harus dibayar. Dengan tidur siang? Tidur lebih banyak di akhir pekan? Tidur lebih awal?

Kemampuan tidur siang akan berkurang seiring dengan pertambahan usia. Jika dewasa muda bisa tidur 2-3 jam di siang hari, sementara orang yang lebih tua hanya bisa tidur 20 menitan saja.

Bagaimana jika tidur lebih awal saja, karena malam kemarin kurang tidur? Boleh saja, tetapi waspadai perubahan pola tidur. Tidur akan lebih mudah jika kita rutin tidur teratur dengan jadwal yang kurang lebih sama. Lagi pula, sedikit hutang tidur malah membantu kita tidur lebih nyenyak di malam berikutnya kok.

4. Tidur awal, dan bangun sepagi mungkin adalah yang terbaik

Kita sering mendengar nasehat seperti ini. Dari mana? Dari orang-orang tua kita.Tapi pahami juga bahwa pada era mereka, akses listrik dan cahaya buatan masih sangat terbatas. Jam biologis bisa dikatakan masih amat peka terhadap siklus gelap dan terang alami.

Cahaya dan denyut kehidupan 24 jam tak bisa dihindari mempengaruhi pola tidur kita. Beberapa penelitian tunjukkan bahwa kita tidur 2 jam lebih sedikit dibanding nenek moyang kita.

Pergeseran pola tidur paling dirasakan oleh remaja-dewasa muda. Usia mereka membutuhkan tidur 8,5-9,25 jam sehari. Dengan hilangnya pola tidur sore seperti nenek moyang kita, dewasa muda hanya tidur di malam hari saja. Jam biologis mereka memberikan rasa kantuk mendekati tengah malam. Padahal kehidupan masa kini menuntut mereka untuk tetap bangun pagi!

Tidur awal dan bangun pagi bagi dewasa muda memiliki perbedaan. Bangun jam 7:30 pagi bagi seorang remaja, sama rasanya dengan orang tuanya bangun pada jam 5:00 pagi. Jika orang tua bangun jam 5:00 pagi dengan rasa segar bugar penuh vitalitas, anak-anak muda ini bangun dengan rasa mengantuk, berkabut dan tak segar. Bangun jam 5:00 pagi bagi dewasa muda sama seperti jika orang tuanya bangun jam 2:00-3:00 dini hari.

5. Tidur hanya membutuhkan kedisiplinan.

Sedangkan untuk tidur memang dibutuhkan kedisiplinan. Disiplin untuk menjaga jadwal tidur, disiplin untuk mempersiapkan tidur, disiplin untuk mematikan semua alat komunikasi dan monitor beberapa menit sebelum tidur, dan displin-disiplin lainnya. Tetapi seperti tulisan di atas tadi, kedisiplinan ini perlu juga mempertimbangkan jadwal dan jam biologis.

Siapa pun sebaiknya sudah mematikan alat-alat yang memancarkan cahaya satu jam menjelang tidur. Dewasa muda sebaiknya sudah mematikan alat-alat komunikasi sejak jam 10 malam. Kekurangan tidur dan smartphone yang tetap menyala menjadi penyebab sleeptexting pada remaja.

Disiplin agar tidur seturut jadwal yang sesuai dengan jam biologis. Memaksakan tidur terlalu sore pada remaja akan percuma saja, tanpa perhatikan jam biologisnya. Jika mau menggeser jam tidur remaja, ada caranya tersendiri. Majukan 15 menit setiap 2 malam. Jangan langsung geser 1-2 jam.

6. Mengantuk adalah kemalasan.

Mengantuk bukanlah kemalasan. Mengantuk menunjukkan kebutuhan akan tidur belum terpenuhi. Itu saja.

Kantuk tentu menurunkan produktivitas. Hanya tidurlah yang dapat mengembalikan dan menyegarkan kemampuan kognitif-mental kita. Dengan tidur pula emosi kita seperti disegarkan hingga lebih positif. Jadi sebenarnya, menjaga tidur tetap sehat sebenarnya justru meningkatkan produktivitas.

Kafein dan berbagai minuman penambah energi hanya menunda kantuk. Terkadang memang kita perlukan, tetapi apakah harus terus menerus?

Sayangnya lagi orang belum banyak yang tahu bahwa ada juga gangguan tidur yang sebabkan orang selalu mengantuk. Sebutannya adalah hipersomnia. Gangguan tidur itu antara lain narkolepsi, sleep apnea, periodic limb movements in sleep dan lain-lain.

7. Mendengkur tanda tidur yang lelap.

Sebaliknya orang yang ngorok biasanya tidur tak lelap. Mendengkur yang merupakan tanda dari sleep apnea atau henti nafas saat tidur. Henti nafas terjadi akibat saluran nafas yang melemas dan menyempit saat tidur. Walau gerakan nafas tetap ada, udara tak ada yang dapat lewat. Dalam keadaan sesak, mekanisme pertahanan tubuh akan membangunkan otak sejenak, untuk mengambil nafas. Setelahnya penderita langsung kembali tidur.

Walau mengalami henti nafas ratusan kali penderita sleep apnea tak pernah ingat kalau dirinya terbangun-bangun dari tidur. Tetapi, ia bangun tak segar dan terus mengantuk di siang hari biarpun tidur sudah cukup lama.

Tanpa ia sadari, berbagai penyakit pun menghinggapi sebagai konsekuensi mendengkur seperti, hipertensi, diabetes, gangguan jantung, impotensi hingga stroke. Sampai saat ini, mendengkur masih merupakan gangguan tidur paling berbahaya tapi paling diabaikan masyarakat kita.

http://health.kompas.com/read/2012/12/06/10474910/Inilah.7.Mitos.Seputar.Tidur?utm_source=health&utm_medium=cpc&utm_campaign=artbox
»»  SETERUSNYA...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...